PENDAHULUAN
Doktrin
Once Saved Always Saved (OSAS) adalah sebuah pengajaran yang menekankan bahwa
keselamatan seseorang yang percaya kepada Tuhan tidak dapat hilang. Paham ini
melihat bahwa sekali seseorang percaya, maka apapun yang terjadi dia akan tetap
selamat. Inti dari pengajaran OSAS ada beberapa poin diantaranya :
- Dari 1 Yoh.
5 : 13 kita bisa mengetahui bahwa kita akan mendapatkan hidup yang kekal.
- Keselamatan
tidak dapat hilang.
- Orang
Kristen yang sejati telah diampuni semua dosanya baik yang lampau,
sekarang, maupun yang akan datang.
- Paulus
menyatakan kepada umat Kristen di Roma bahwa mereka telah diselamatkan.
- Yesus telah
melakukan segalanya yang perlu bagi keselamatan kita. Apapun yang kita
lakukan tidak akan mempengaruhinya.[1]
Paham OSAS ini melihat
bahwa Allah itu Mahakuasa sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab, dan Allah
itu juga yang akan memelihara setiap orang yang telah diselamatkan itu sampai
pada kesudahannya. Kelihatannya pandangan ini benar dan sesuai dengan Alkitab.
Tetapi jika dilihat dan dicermati secara mendalam dan dibandingkan dengan
ayat-ayat Alkitab, akan ditemukan perbedaan-perbedaan yang besar antara firman
Tuhan dengan pengajaran OSAS.
Tulisan ini bermaksud
untuk membandingkan pengajaran OSAS dengan Alkitab. Alkitab adalah alat ukur
untuk setiap doktrin yang diajarkan. Oleh karena itu doktrin OSAS ini dinilai
dan dihakimi dengan Alkitab sebagai kebenaran yang absolut dan firman Tuhan
satu-satunya. Jikalau pandangan OSAS sesuai dengan Alkitab, maka itu adalah
kebenaran. Tetapi jika tidak sesuai dengan Alkitab, maka jelas-jelas doktrin
ini adalah salah.
Di dalam tulisan ini
penulis hanya membahas pandangan OSAS dan perbandingannya dengan iman yang menyelamatkan di dalam
Alkitab. Ada hal-hal lain lagi yang tidak sempat dibahas misalnya perbandingan
paham OSAS dengan pengajaran Alkitab tentang Kitab Kehidupan. Jadi tulisan ini
hanya membahas kesalahan pandangan OSAS ketika dibandingkan dengan doktrin
keselamatan yang alkitabiah.
KESELAMATAN DAN
IMAN
A. Iman Sebagai Syarat Keselamatan
Di dalam Alkitab
ada banyak sekali ayat yang mengajak dan menuntut manusia untuk bertobat dan percaya
kepada Yesus Kristus untuk mendapatkan keselamatan. Keselamatan adalah anugerah
Allah. Akan tetapi untuk mendapatkan anugerah itu, manusia harus beriman kepada
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Efesus 2 : 8 -9 mencatat, “Sebab karena
kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi
pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan
diri”. Di dalam ayat ini terkandung dua komponen. Yang pertama, Allah
memberikan kasih karunia kepada manusia yaitu suatu jalan keselamatan melalui
pengorbanan AnakNya, Yesus Kristus. Yang kedua adalah respon manusia atas kasih
karunia dari Tuhan itu. Inilah yang disebut dengan iman. Iman bukanlah usaha
untuk mendapatkan keselamatan tetapi sikap hati dalam menerima kasih karunia
Allah itu.
Orang-orang yang
menganut pandangan OSAS tidak menyetujui
pandangan yang alkitabiah ini. Mereka menganggap bahwa keselamatan semata-mata
adalah kasih karunia Allah dan bagi yang menambahkan atau menekankan hal lain
termasuk iman berarti keselamatan termasuk perbuatan/usaha manusia. Padahal di
dalam Alkitab begitu jelas firman Tuhan menekankan tentang tanggung jawab
manusia yaitu percaya agar diselamatkan. Salah satunya di dalam Kisah Para
Rasul 16 : 31. Firman Tuhan mencatat, “Jawab mereka : Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus
dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Jadi keselamatan itu
melibatkan dua pihak, yakni Allah yang memberikan kasih karunia dan manusia
yang menerima kasih karunia itu.
Jikalau hanya
melihat dari sudut pandang Allah, maka keselamatan telah ditetapkan Tuhan.
Siapa yang masuk ke sorga atau tidak (ke neraka) sudah diatur oleh Tuhan. Pandangan
ini akan memojokkan Allah dan akan terlihat bahwa Allah tidak adil bahkan
sangat jahat. Sedangkan jika hanya dilihat dari sudut pandang manusia, maka
keselamatan adalah usaha manusia. Penganut paham OSAS hanya mengikuti pandangan
yang pertama. Mereka hanya melihat kedaulatan Allah tetapi mengabaikan
tanggung-jawab manusia dalam keselamatan. Jadi paham OSAS hanya melihat secara
setengah-setengah. Mereka tidak melihat Alkitab secara keseluruhan yang
membicarakan kasih karunia Allah dan iman manusia di dalam keselamatan.
B.
Tetap
Di Dalam Iman
Setelah
seseorang mendapat keselamatan dengan bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus,
dia tidak langsung diangkat ke sorga. Dia masih akan menjalani kehidupan di
dunia ini. Dilihat dari sisi Allah, maka Allah akan memelihara orang itu di
dalam keselamatannya. Tapi jika dilihat dari sisi manusia, maka orang itu punya
tanggung-jawab untuk tetap beriman. Iman sebagai syarat dari Tuhan untuk
keselamatan, juga adalah syarat untuk seseorang tetap di dalam keselamatan.
Rasul Paulus menulis,
“sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani
Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak
bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh
dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah
kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang
aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.” (Kol. 1:22-23).
Rasul
Paulus menasihatkan agar jemaat Kolose tetap bertekun di dalam iman. Mereka harus
tetap memegang teguh pengharapan di dalam iman yang telah mereka miliki dan
jangan bergeser daripadanya. Jadi iman yang didapatkan harus terus dipelihara
oleh orang-orang yang percaya. Yudas pun menuliskan hal yang sama tentang mempertahankan
iman :
ITB : “Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku
bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita
bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati
kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah
disampaikan kepada orang-orang kudus.”
KJV : “Beloved, when I gave all diligence to write unto you of the common
salvation, it was needful for me to write unto you, and exhort you that
ye should earnestly contend for the faith which was once delivered unto the saints.”
GNT-TR : “αγαπητοι πασαν σπουδην ποιουμενος γραφειν υμιν περι
της κοινης σωτηριας αναγκην εσχον γραψαι υμιν παρακαλων επαγωνιζεσθαι τη απαξ παραδοθειση τοις αγιοις
πιστει.” (Yud. 3).
Dalam Yudas 3 ini, Lembaga Alkitab Indonesia tidak
menerjemahkan kata “ἅπαξ” (KJV : once) ke dalam bahasa indonesia. Padahal kata
ini memiliki makna yang sangat penting. Kata ini memberitahukan bahwa iman itu
sekali didapatkan. Iman itu didapatkan melalui penerimaan terhadap firman Tuhan
yang telah disampaikan yakni mengenai berita Injil tentang Yesus Kristus. Jadi
iman itu harus tidak mengalami perubahan baik dalam penyampaiannya maupun
pengakuannya. Imannya tetap sama yakni kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat bagi manusia.
Paham OSAS memandang pemeliharaan dari sudut pandang
Allah. Mereka mengatakan bahwa orang yang telah diselamatkan pasti akan terus
dijaga dan dipelihara oleh Tuhan sampai pada akhirnya. Memang benar bahwa Tuhan
akan terus menjaga orang itu di dalam keselamatannya. Tetapi ada begitu banyak
ayat Alkitab yang menyatakan bahwa orang yang percaya harus bertekun di dalam
iman. Setelah seseorang menerima keselamatan dengan iman, dia harus tetap di
dalam iman itu sampai kepada akhirnya. Jadi untuk tetap di dalam iman
(keselamatan), ada dua hal yang penting lagi, yakni dari pihak Allah yang
memelihara dan manusia yang tetap bertekun di dalam imannya. Paham OSAS hanya
melihat dari sudut pandang Allah dan mengabaikan tanggung-jawab manusia seperti
yang diajarkan firman Tuhan.
Pengerjaan keselamatan (iman) dilakukan dengan takut
dan gentar (Fil. 2 : 12). Hal ini jauh dari bahasa keyakinan akan keselamatan
yang terjadi satu kali seumur hidup oleh pandangan OSAS. Mereka menganggap
mereka sebagai orang yang telah diselamatkan dan tidak perlu gentar dan takut
lagi di dalam keselamatan.
C.
Kehendak
Bebas Manusia
Di dalam hal
keselamatan ada juga hal yang sangat penting yakni kehendak bebas manusia. Pada
waktu manusia pertama kali diciptakan oleh Tuhan di Taman Eden, mereka diberikan
kehendak bebas oleh Tuhan. Mereka diperhadapkan pada pilihan untuk menaati atau
melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan yang baik
dan yang jahat. Tuhan memberikan mereka kehendak bebas tentu adamaksudnya.
Pertama, Tuhan tidak menginginkan kepatuhan dan penyembahan oleh robot-robot.
Jadi Dia menciptakan manusia yang berakal budi dan berkehendak bebas, sehingga
dapat memilih apakah mau menaatiNya atau sebaliknya. Jikalau penyembahan dan
ketaatan mereka tunjukkan kepada Allah, itulah yang menyenangkan hatinya karena
semua itu datang dari manusia yang berakal budi dan bukan dari robot. Selain
itu, dengan adanya kehendak bebas
manusia, Tuhan menyediakan jalan bagi manusia untuk karakter mereka bertumbuh
dan menjadi menjadi kudus yakni jika mereka terus-menerus memilih untuk taat
pada perintah Allah.
Setelah Adam dan
Hawa jatuh ke dalam dosa pun mereka masih memiliki kehendak bebas. Mereka tidak
menjadi hancur total seperti pengajaran Calvinisme (Total Depravity). Mereka
masih dapat memberikan respon kepada Tuhan. Dengan jalan keselamatan yakni
melalui Yesus Kristus, manusia diharapkan memberi respon terhadapNya. Manusia
memiliki kehendak bebas untuk menerima keselamatan itu dengan iman atau
menolaknya. Setelah seseorang beriman dan diselamatkan pun dia masih memiliki
kehendak bebas. Jikalau hal ini gagal dipahami, akan sangat sulit untuk
menerima bahwa manusia dapat tidak menaati Tuhan dan mengeluarkan dirinya
sendiri dari keselamatan yakni dengan cara meninggalkan imannya. Rasul Paulus
menuliskan lagi di dalam Ibrani 10 : 38, “Tetapi orangKu yang benar akan hidup
oleh iman, dan apabila ia
mengundurkan diri, maka aku tidak berkenan kepadanya. Demikian juga di dalam 1
Korintus 15 : 2, “Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah
kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.”
Bagian-bagian firman Tuhan ini menunjukkan adanya kehendak bebas pada manusia.
Mereka yang telah mendapat keselamatan diperhadapkan pada pilihan apakah mau
mengundurkan diri atau tetap berpegang teguh pada iman yang menyelamatkan itu.
D.
Dosa
Yang Mendatangkan Maut
Tentang dosa yang mendatangkan maut, firman Tuhan
menuliskan :
“Kalau ada
seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan
maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup
kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut.
Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia
harus berdoa. (I Yoh. 5 : 16)
Firman Tuhan
menuliskan bahwa ada dosa yang mendatangkan maut dan ada dosa yang tidak
mendatangkan maut. Ini berlaku untuk orang yang percaya kepada Tuhan. Untuk
menjelaskan hal ini, Alkitab harus dipandang sebagai satu kesatuan dan tidak
terpisahkan. Hal ini dapat dimengerti dengan melihat bagian-bagian Alkitab lain
yang berhubungan dengannya.
Dalam Ibrani 6 :
4-6 firman Tuhan menuliskan,
ITB : “Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap
karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang
mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan
datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian,
hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri
mereka dan menghina-Nya di muka umum.”
KJV : “For it is impossible for those who were once enlightened, and
have tasted of the heavenly gift, and were made partakers of the Holy Ghost,
And have tasted the good word of God, and the powers of the world to come, If
they shall fall away, to renew them again unto repentance; seeing they crucify
to themselves the Son of God afresh, and put him to an open shame.”
GNT-TR : “αδυνατον γαρ τους απαξ φωτισθεντας γευσαμενους τε της
δωρεας της επουρανιου και μετοχους γενηθεντας πνευματος αγιου και καλον
γευσαμενους θεου ρημα δυναμεις τε μελλοντος αιωνος και παραπεσοντας παλιν
ανακαινιζειν εις μετανοιαν ανασταυρουντας εαυτοις τον υιον του θεου και
παραδειγματιζοντας”
Dalam kutipan
diatas dapat dilihat 5 point yang penting yaitu :
1. Mereka
yang pernah diterangi hatinya. Kata 'yang pernah diterangi hatinya' (Inggris: entlightened ;
Yunani: (φωτιζομαι
- PHÔTIZÔMAI) muncul ditempat lain. Ibrani 10 : 32 mengatakan, “Ingatlah
akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita
oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,”
2. Mereka yang mengecap karunia surgawi. Kata 'mengecap' bahasa Yunaninya γευομαι – GEUOMAI yang secara literal artinya 'mengalami' (Ibrani 2:9). Ada yang beranggapan bahwa 'mengecap' disini hanyalah mengecap sebagian (partial) tidak sepenuhnya. Tapi keberatan ini tidak berdasar. Dalam Ibrani 2:9 kita melihat bahwa Tuhan Yesus mengalami maut. Kita tidak akan mengatakan bahwa Yesus tidak sepenuhnya mati.
2. Mereka yang mengecap karunia surgawi. Kata 'mengecap' bahasa Yunaninya γευομαι – GEUOMAI yang secara literal artinya 'mengalami' (Ibrani 2:9). Ada yang beranggapan bahwa 'mengecap' disini hanyalah mengecap sebagian (partial) tidak sepenuhnya. Tapi keberatan ini tidak berdasar. Dalam Ibrani 2:9 kita melihat bahwa Tuhan Yesus mengalami maut. Kita tidak akan mengatakan bahwa Yesus tidak sepenuhnya mati.
3. Pernah mendapat
bagian dalam Roh Kudus (partakers of the Holy Spirit, NASB).
Bahasa Yunani yang dipakai untuk "Partakers" adalah μετοχος
– METOKHOS yang muncul diayat lain (Ibrani 3 : 14). “Karena kita
telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang
sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.” Seseorang yang
mendapat bagian Roh Kudus pasti seorang Kristen. Menerima karunia Roh Kudus
adalah cara yang biasa untuk menyatakan apa artinya menjadi seorang kristen.
Kisah 2:38-39 dan Galatia 3:14 hanya sebagian dari banyak contoh.
4.Mengecap firman yang baik dari Allah. Mereka digambarkan sebagai orang yang pernah mengecap firman yang baik dari Allah. Ini berarti mereka telah merasakan/mengalami kebaikan dari apa yang Allah katakan (Bdgk. 1 Petrus 2:3).
5. Merasakan karunia-karunia yang akan datang. Bisa diartikan juga sebagai mukjizat (Ibrani 2:4), intinya adalah pekerjaan supernatural.[2]
4.Mengecap firman yang baik dari Allah. Mereka digambarkan sebagai orang yang pernah mengecap firman yang baik dari Allah. Ini berarti mereka telah merasakan/mengalami kebaikan dari apa yang Allah katakan (Bdgk. 1 Petrus 2:3).
5. Merasakan karunia-karunia yang akan datang. Bisa diartikan juga sebagai mukjizat (Ibrani 2:4), intinya adalah pekerjaan supernatural.[2]
Penulis Ibrani ini menunjuk kepada orang Kristen
yang telah menerima keselamatan. Tetapi
dalam ayat 6 menyebutkan tentang perubahan yang terjadi pada orang-orang itu. Mereka melakukan dosa “murtad” (Yunani : παραπεσοντας).
Bahkan dikatakan bahwa mereka tidak mungkin dibaharui lagi karena mau
menyalibkan Kristus kedua kali. Orang yang menyalibkan Kristus kedua kali
berarti dia pernah menyalibkan Kristus satu kali. Orang-orang yang menyalibkan
Kristus pertama kali ialah mereka yang mengaminkan bahwa Yesus mati dan
tersalib untuk menebus dan menggantikan mereka. Ini menunjuk kepada orang yang
telah bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dan jika
suatu kali mereka murtad, maka ketika mereka mau kembali bertobat dan percaya
kepada Tuhan disebut sebagai orang-orang yang mau menyalibkan Kristus kedua
kali. Bagi mereka tidak ada lagi korban penebusan dosa dan pengampunan.
Peringatan ini sangat keras dan bukan hanya mungkin tetapi pasti akan terjadi.
Akan ada orang-orang yang seperti itu. Paulus menulis, “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di
waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad
lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”( I Tim. 4:1).
Bagi orang-orang yang murtad (KJV : depart from the faith), mereka telah
meninggalkan iman yang dahulu dan tentunya keselamatan tidak lagi dimiliki oleh
mereka. Hal ini tidak sesuai dengan
pemahaman OSAS yakni memandang keselamatan sama sekali tidak dapat hilang.
Memang sangat sulit untuk memahami mengapa seseorang mau meninggalkan imannya
(keselamatan). Tetapi firman Tuhan dengan jelas-jelas mengatakan bahwa ada
orang-orang yang demikian.
Jadi dosa murtad mengakibatkan seseorang tidak lagi
memiliki keselamatan tetapi mendapat upah kematian di neraka (maut). Dari sini
dapat dipahami tentang dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak
mendatangkan maut. Dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa perbuatan yang
semuanya telah ditanggung oleh Yesus Kristus di kayu salib. Sedangkan dosa yang
mendatangkan maut adalah dosa doktrinal yakni dosa meninggalkan iman yang
benar. Bagi orang yang telah melakukan dosa perbuatan, selama dia tetap beriman
kepada Tuhan, keselamatan masih menjadi
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas sangat jelas terlihat kesalahan doktrin OSAS. Pandangan ini
hanya melihat keselamatan dari satu sisi yakni dari sisi kedaulatan Allah dan
tidak mampu melihat tanggung-jawab manusia di dalam keselamatan itu. Ayat-ayat
yang digunakan oleh paham OSAS pun hanya setengah-setengah. Mereka tidak dapat
melihat pengajaran Alkitab secara keseluruhan tentang keselamatan. Ada begitu
banyak ayat-ayat yang tidak mampu dijelaskan secara konsisten dan utuh oleh
orang-orang yang menganut pandangan OSAS mengenai keselamatan diantaranya Ibr. 3
: 6, 14; 6 : 4-6; 10 : 26; 10 : 38; 1 Kor. 10 : 11-12; 2 Kor. 11 : 3; 1 Kor. 15
: 2; 2 Pet. 2 : 20-22; dan Kol. 1 : 22-23.
Keselamatan
menurut Alkitab adalah anugerah dari Tuhan dan manusia menerimanya dengan iman.
Bagi yang menerimaNya merekalah yang beroleh keselamatan. Dan jika dalam
perjalanan kehidupannya, melakukan kemurtadan atau meninggalkan imannya, maka
keselamatan tidak lagi menjadi bagiannya.
Penulis
: Meifel Kontra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar