Kelompok YAHWEH adalah sebuah kelompok
yang dilatarbelakangi oleh gerakan internasional kebangkitan Yahudi (Zionisme)
pada abad ke-19. Gerakan ini pada mulanya bersifat politik untuk mendirikan
negara Yahudi di Palestina (Erets Yisrael). Tetapi dari gerakan ini juga
menghasilkan aliran-aliran yang menekankan Religious Zionism. Salah satu dari
aliran ini ialah sebuah kelompok yang ingin mengembalikan pemakaian nama YHWH
sebagai nama diri Tuhan. Aliaran ini berkembang di Amerika dengan berbagai nama
gereja, diantaranya Assemblies of Yahweh (1960), Yahweh’s Assemblies in Messiah
(1980), Yahweh’s New Covenant Assembly (1985), dan Yahweh’s Assembly in Yahshua
(2006). Mereka berusaha menjaga kesucian Sabat dan makanan, merayakan bulan
baru dan hari-hari raya Yahudi, menolak Trinitas, dan mengganti kitab Suci yang
memuat nama-nama Lord, God, dan Jesus dengan nama-nama Ibrani yaitu Yahweh,
Elohim, dan Yahshua.
Aliran-aliran ini akhirnya masuk dan
mempengaruhi kalangan-kalangan Kristen di Indonesia. Mereka mulai mendirikan
gerakan-gerakan dan gereja-gereja dengan pengaruh aliran-aliran itu,
diantaranya Bet Yesua Hamasiah, Qahal Mesianik, dan Gereja Rohulkudus Surya
Kebenaran. Walaupun gerakan-gerakan ini memiliki sedikit perbedaan-perbedaan
dalam pandangannya masing-masing, mereka memiliki kesamaan yakni menolak nama
Allah yang dianggap sebagai sesembahannya orang muslim dan menerima serta
mengagungkan nama Yahweh sebagai nama Tuhan yang benar.
Tulisan ini dibuat untuk menjelaskan
kesalahan-kesalahan dari kelompok YAHWEH ini. Penulis tidak membahas kesalahan
mereka dalam hubungan dengan sejarah gerakan ini ataupun dalam hubungan dengan
pemakaian kata/nama Allah tetapi dalam hubungannya dengan Bibliology. Alkitab
sebagai firman Tuhan sangat jelas menunjukkan kesalahan-kesalahan dari kelompok
ini.
PENGUCAPAN “YHWH”
YANG BENAR
- DARI KELOMPOK YAHWEH
Kelompok Yahweh mengatakan bahwa
pengucapan tetragrammaton YHWH (יהוה) yang benar adalah
Yahweh. Mereka menyisipkan huruf hidup yang menjadi rekaan mereka sendiri di
dalam tetragramaton itu sehingga menjadi יַהְוֶה. Namun hal ini hanyalah asumsi dan tebakan. Lagipula penyisipan vokal dengan
bentuk seperti ini tidak dikenal dalam naskah-naskah PL. Misalnya :
`dx'(a, hw"ïhy> WnyheÞl{a/ hw"ïhy>
lae_r"f.yI [m;Þv. WTT
Deuteronomy 6:4
~Ay©B. ~a'_r>B")hiB.
#r<a'Þh'w> ~yIm:±V'h; tAdôl.At hL,aeä WTT Genesis
2:4
`~yIm")v'w> #r<a,î ~yhiÞl{a/ hw"ïhy>
tAf±[]
!Ay©l.[,÷ ^D<+b;l. hw"åhy> ^åm.vi hT'ìa;-yKi(
W[ªd>yEw>¥ WTT Psalm
83:19
`#r<a'(h'-lK'-l[;
yZIÜ['-yKi( dx'_p.a, al{åw> xj;Þb.a, yti²['Wvy>
laeó hNE“hi WTT Isaiah
12:2
`h['(Wvyli( yliÞ-yhiy>w:) hw"ëhy> Hy"å
‘tr"m.zIw>
rWcß hw"ëhy> Hy"åB. yKi… d[;_-ydE[]
hw"ßhyb;( Wxïj.Bi
WTT Isaiah 26:4
`~ymi(l'A[
Penulisan tetragramaton YHWH di dalam ayat-ayat diatas
tidak terdapat penyisipan vocal יַהְוֶה seperti yang diasumsikan oleh pendukung nama Yahweh. Lagipula di dalam
bahasa Ibrani tidak
terdapat pengucapan konsonan secara ganda. Jadi kata Yahweh sendiri bukanlah
termasuk dalam bahasa Ibrani.
Pengucapan YAHWEH atau YAHVEH dikenal
dan dipopulerkan pada tahun 1567 oleh seseorang yang bernama Genebrardus. Berdasarkan penelitian, Genebrardus meminjam istilah Klemens dari Alexandria,
kalangan Platois Gnostik, ejaan Yunani dari nama dewa Zeus yaitu IAOVE,
yang juga dikenal sebagai JOVE, dewa Yupiter bangsa Romawi. Guna mendukung
penemuan ini, Genebrardus mengutip Alkitab Samaria yaitu kata IABE,
mengubahnya menjadiYABE, dan terakhir
mengubah B menjadi V sehingga tertulis YAVE. Tinggal
menyesuaikan dengan empat huruf sakral yakni menambah dua huruf H di
tengah dan di akhir kata, jadilah YAHVEH.[1]
- DARI PENYUSUN TEKS MASORETIK
Teks Masoretik (Masoretic Text) adalah hasil karya sekelompok orang yang disebut Baly ha-Masoret (master of tradition atau guru adat-istiadat) dan nag danim (ahli tata bahasa—grammar). Setelah penghancuran Yerusalem
dan Bait Allah pada tahun 70 M, bangsa Israel tersebar ke mana-mana. Salinan
kitab PL di Yerusalem pun dihancurkan. Akan tetapi Tuhan tetap menjaga salinan
kitab PL melalui banyaknya salinan-salinan yang ada di sinagog-sinagog di luar
Yerusalem. Salinan-salinan yang ada di sinagog-sinagog ini adalah salinan yang
dibuat oleh orang Israel secara teliti. Jika ditemukan empat kesalahan, maka
salinan itu akan segera dimusnahkan.
Akhirnya setelah melalui periode waktu
yang panjang setelah penghancuran Yerusalem itu, bangsa Israel mulai menyadari
bahwa kitab PL adalah pegangan dan tumpuan jati diri orang Israel. Oleh karena
itu melalui selang waktu 70-900 M, para Baly
ha-Masoret dan nag danim berusaha
mengumpulkan salinan-salinan yang ada untuk memantapkan eksistensi kitab PL.
Pekerjaan ini sangat berat karena ada ribuan naskah kuno dalam bentuk fragmen dalam bahasa Ibrani dan Aramik.
Di dalam pekerjaan ini, mereka juga membubuhkan huruf hidup (vokal) agar
generasi yang kurang fasih berbahasa Ibrani dapat belajar membaca. Mereka
sebagai orang-orang Yahudi yang masih sangat fasih bahkan ahli di dalam bahasa
Ibrani, mereka jugalah yang paling tahu bunyi tiap-tiap kata termasuk huruf
hidup yang menyertai YHWH. Mereka menulis tetragramaton YHWH
dengan huruf hidup menjadi יְהוֹוָה yang
kalau dibaca bunyinya menjadi Jehovah atau Yehowah.
Sementara itu sejumlah
teolog Jerman mengembangkan teori bahwa ada catatan bahasa Yunani tentang nama
Allah orang Yahudi itu yakni IAΩ (iao). Dari iao atau Yao dicocokkan
dengan kata halleluyah oleh teolog liberal sehingga mereka sangat yakin bahwa
penyebutannya adalah YAHWEH. Padahal sesuai dengan pembahasan diatas, kata
YAHWEH bukanlah termasuk bahasa Ibrani. Selain itu yang lebih tahu akan huruf
hidup dari YHWH bukanlah teolog-teolog liberal itu melainkan orang Yahudi
sendiri yakni Baly ha-Masoret dan nag danim.
PEMAKAIAN NAMA
YHWH OLEH TUHAN
Sebelum penciptaan, Sang Pencipta tidak
memerlukan nama karena Dia berada di dalam kesempurnaan Tritunggal. Dalam
keadaan ini, Dia tidak memerlukan nama untuk panggilan karena berada dalam
keadaan saling pengertian yang sempurna. Ketika Dia menciptakan malaikat-malaikat,
mereka diberikanNya nama untuk membedakan satu dengan yang lainnya. Demikian
juga dengan manusia yang diciptakanNya. Manusia mempunyai nama sendiri untuk
membedakannya dengan manusia yang lain. Begitupun dengan makhluk hidup yang
lain yang mempunyai nama untuk mereka masing-masing. Jadi sangat jelas bahwa
nama dibutuhkan untuk identifikasi atau membedakan sesuatu dengan yang lainnya.
- MASA PERJANJIAN LAMA
Di dalam Perjanjian Lama terdapat tiga dispensasi atau pembagian masa yakni masa
sebelum Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa (Innocence),
masa setelah kejatuhan Adam dan Hawa sampai hukum Taurat diturunkan (Conscience), dan masa hukum Taurat (Law). Ketika Adam dan Hawa jatuh ke
dalam dosa, Tuhan segera berjanji untuk mengirimkan Juruselamat (Kej. 3 : 15).
Sambil menantikan kedatangan Juruselamat, manusia diperintahkan oleh Tuhan
untuk mengadakan ibadah yang menggambarkan kedatangan Juruselamat itu. Mereka
diperintahkan untuk mengorbankan domba di atas mezbah. Inilah yang disebut
dengan ibadah simbolik. Domba itu adalah simbol dari Juruselamat yang akan
datang dan mati (dikorbankan) untuk menebus dan menggantikan penghukuman bagi
manusia yang berdosa. Ibadah simbolik ini diturunkan oleh Adam kepada
keturunannya yang selanjutnya. Di masa atau zaman itu, setiap ayah bertindak
sebagai imam dan pengajar kebenaran bagi anak-anaknya. Sampai pada zaman Nuh,
tidak ada lagi ayah yang mengingat dan mempraktekkan ibadah simbolik ini selain
Nuh itu sendiri. Oleh karena itu, Tuhan memunahkan segala yang hidup dengan air
bah, kecuali mereka yang masuk ke dalam bahtera. Setelah zaman Nuh, mulai
banyak lagi ayah-ayah yang tidak melaksanakan ibadah simbolik ini. Dengan
keadaan itu, Tuhan memilih Abraham untuk dijadikan sebagai nenek moyang bangsa
Israel, sebuah bangsa yang Tuhan khususkan untuk menjaga kelangsungan ibadah
simbolik. Setelah bangsa Israel terbentuk, mereka melakukan ibadah simbolik
dengan lebih teratur dan rapi. Mereka mengorbankan domba di Kemah Suci (dan
yang akhirnya lebih rapi melalui Bait Suci). Harun dipilih Tuhan untuk menjadi
Imam dan bangsa Israel bertugas sebagai pemberita kebenaran (Tiang penopang dan
Dasar Kebenaran).
Termasuk di dalam ibadah simbolik ini
adalah menjaga suatu hari khusus untuk Tuhan (Sabat), tidak memakan makanan
tertentu (haram), menjadikan penyakit kusta sebagai simbol kutuk agar penyakit
ini tidak menyebar, serta pemakaian nama
Jehovah ( יְהוֹוָה ). Nama
Jehovah ini mengartikan eksistensi dan kekekalan dari Tuhan sendiri. Dia
menyatakan diriNya kepada manusia dengan nama ini untuk melawan konsep politheistic dan penyembahan berhala
yang dilakukan manusia. Dengan nama ini Dia menyatakan bahwa Dia adalah Pribadi
yang Mahakuasa, yang berbeda dengan berhala-berhala buatan tangan manusia.
Tuhan memerintahkan agar orang Israel tidak menyebutkan simbol/nama Jehovah
secara sembarangan. Karena sangat takut terhadap Allah dan hukuman dariNya,
orang Israel tidak pernah menyebutkan nama ini. Bahkan ketika mereka membaca
Kitab PL dan bertemu dengan nama ini, mereka mengganti (membaca) dengan kata
lain yakni Elohim atau Adonai.
- MASA PERJANJIAN BARU
Untuk masa PB, ketika ibadah simbolik
akan dihentikan dan digantikan dengan ibadah hakekat, Tuhan menyatakan diriNya
dengan nama yang lain. Karena kitab PB ditulis dalam bahasa Yunani, tentunya
tidak ditemukan tetragramaton YHWH
karena itu adalah kata dalam bahasa Yunani. Kelompok YAHWEH tidak setuju dengan
hal ini. Mereka menyatakan bahwa Kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis dalam
bahasa Ibrani. Hal ini mereka lakukan untuk mendukung pandangan mereka bahwa
nama YHWH (יהוה) terus eksis
dan harus terus digunakan. Padahal Alkitab PB jelas-jelas ditulis dalam bahasa
Yunani.
Ada beberapa hal yang menyatakan bahwa
Alkitab PB ditulis dalam bahasa Yunani yaitu :
- Bukti manuskrip
Di dunia saat ini ada sekitar 5000
manuskrip dalam bahasa Yunani. Sebagian dari manuskrip-manuskrip ini dalam
bentuk papirus dan ditulis pada abad
kedua antara 100-150 M. Sebaliknya tidak ada manuskrip Perjanjian Baru dalam
bahasa Ibrani. Alkitab bahasa Ibrani yang sering dijadikan bukti oleh kelompok
YAHWEH antara lain Alkitab Du Tillet dan Shem Tov. Padahal kitab-kitab itu
adalah terjemahan dan bukan aslinya serta baru ditemukan pada abad ke-15 atau
16. Kelompok YAHWEH juga berargumen bahwa ‘karena Yesus dan murid-muridNya
adalah orang Yahudi, maka mereka seharusnya berbicara dalam bahasa Ibrani dan
menulis dalam bahasa Ibrani’. Padahal orang Yahudi juga menggunakan bahasa Aram
sebagai bahasa sehari-hari. Mereka tentunya juga mengetahui bahasa Yunani yang
adalah bahasa internasional pada waktu itu. Yang paling penting dari semua itu
ialah para penulis PB menulis kitab-kitab itu dalam bahasa Yunani.
- Bukti internal
Terlepas dari apakah para penulis PB
berbahasa Ibrani sehari-hari atau tidak, Perjanjian Baru sendiri membuktikan
bahwa dia ditulis dalam bahasa Yunani. Sebagian besar PB ditulis kepada
orang-orang non-Yahudi. Paulus menulis surat-surat ke jemaat-jemaat di wilayah
non-Yahudi, Petrus menulis kepada orang Yahudi diaspora yang tentunya fasih
berbahasa Yunani, Lukas sebagai orang non-Yahudi menulis kepada Theofilis yang juga
adalah non-Yahudi, serta Yohanes menulis kepada orang-orang non-Yahudi yang
terlihat dalam caranya menyebut “orang Yahudi” (Yoh. 1 : 19, 12 : 9) dan
menjelaskan berbagai hal yang tidak diketahui oleh non-Yahudi, termasuk ketika
dia menjelaskan permusuhan Yahudi dan Samaria (Yoh. 4 : 9). Semua ini
menunjukkan bahwa PB ditulis dalam bahasa Yunani.
Bukti kuat lainnya ialah banyaknya
penerjemahan dari bahasa Ibrani/Aram ke dalam bahasa Yunani di dalam Perjanjian
Baru. Contohnya kata “Imanuel” yang berarti Allah menyertai kita (Mat. 1 : 23).
Jika Kitab Matius ditulis dalam bahasa Ibrani, tidak perlu ada penerjemahan
lagi karena orang Ibrani sudah mengetahui artinya. Penerjemahan oleh Matius
diperlukan karena penerima kitab Matius bukanlah orang Ibrani yang sudah
mengetahui arti dari kata itu. Jadi PB sendiri menunjukkan bahwa dia ditulis
dalam bahasa Yunani.
- Bukti sejarah
Bapa-bapa gereja banyak mengutip PB di
dalam tulisan-tulisan mereka. Di dalam ribuan tulisan mereka itu, mereka
mengutip dan menganggap bahasa Yunani sebagai bahasa asli PB. Jika PB ditulis
dalam bahasa Ibrani, mereka tentunya dapat memberitahukan fakta itu di dalam
tulisan mereka.
Pemakaian nama
Yesus
Karena PB ditulis dalam bahasa Yunani,
maka ini membawa pengaruh kepada penyebutan nama YHWH. Di dalam PB tidak lagi
ditemukan nama ini atau lebih jelasnya lagi Tuhan tidak menyatakan lagi diriNya
dengan nama ini. Sebutan yang Dia gunakan untuk diriNya di dalam PB adalah
THEOS (θεός). Dan nama yang
dipergunakan untuk menyatakan diriNya kepada manusia adalah YESUS (Ἰησοῦς). Di dalam PL, Allah Tritunggal menyatakan diriNya
dengan nama Jehovah (YHWH) dan dalam PB, Dia menyatakan diriNya dengan nama
Yesus. Jadi nama Yesus adalah nama Tritunggal (Bapa, Putera, dan Roh Kudus) itu
sendiri. Di dalam masa PB ini, Allah menonjolkan nama Yesus yakni sebagai
Juruselamat manusia. Hal ini tentunya bertentangan dengan pemahaman kelompok
YAHWEH yang jelas-jelas salah yakni mengharuskan pemakaian nama YHWH sampai
sekarang ini. Kelompok YAHWEH ini tidak mengerti pemakaian nama oleh Tuhan di
setiap masa yang berbeda. Bahkan menurut Alkitab, Tuhan akan menyatakan diriNya
dengan nama yang lain lagi ketika masa Kerajaan Seribu Tahun (Wah. 3 : 12, 14 :
1, 19 : 16).
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas sangat jelas
terlihat kesalahan-kesalahan kelompok ini. Mereka menganggap nama YAHWEH adalah
yang benar. Padahal nama/kata ini bukanlah bahasa Ibrani dan jelas-jelas salah
dalam pengucapannya. Kelompok YAHWEH juga tidak memahami pergantian masa dari
ibadah simbolik kepada ibadah hakekat. Ketika masuk ke dalam ibadah hakekat
(PB), Tuhan tidak lagi menonjolkan nama YHWH tetapi nama YESUS.
Selain itu, Alkitab sendiri membuktikan
bahwa dirinya ditulis dalam bahasa Ibrani, yang pada intinya menolak kesimpulan
kelompok YAHWEH tentang keharusan pemakaian nama YHWH.
Jadi, walaupun mereka menggunakan
Alkitab, kelompok YAHWEH ini sebenarnya tidaklah alkitabiah. Dengan
pandangan-pandangan dan argumen yang mereka pegang, terlihat pertentangannya
yang jelas dengan Alkitab.
Penulis: Meifel Kontra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar