Menjadi orang Kristen bukanlah sekedar pengakuan iman, menjadi anggota gereja ataupun mengikuti setiap acara dan kegiatan gereja. Seorang Kristen haruslah memiliki Kristus di dalam kehidupannya. Seorang yang telah bertobat, menyadari Kristus mati untuknya dan sekarang dia hidup untuk menggantikan Kristus hidup. Inilah orang yang telah diselamatkan dan mengalami kelahiran kembali. Orang yang demikian disebut orang Kristen lahir baru. Sebutan ini untuk membedakannya dengan kebanyakan orang yang mengaku diri Kristen tetapi sesungguhnya tidak mengalami kelahiran kembali.
Setelah
seseorang mengalami kelahiran kembali dia tidak langsung diangkat Tuhan ke
sorga tetapi menjalani kehidupan di dunia. Salah satu konsekuensinya dalam
mengikut Tuhan di dalam kehidupannya adalah jatuh ke dalam dosa. Tulisan ini
membahas masalah dosa, kelahiran kembali, dan konsekuensi dalam kehidupan
setelah mengalami kelahiran kembali yakni jatuh ke dalam dosa.
MANUSIA DAN DOSA
A.
KEJATUHAN
MANUSIA
Manusia sebagai
makhluk yang diciptakan Allah menurut gambar dan rupaNya, diberikan juga
kemuliaan Allah. Adam dan hawa sebagai manusia pertama, diciptakan berbeda
dengan makhluk-makhluk yang lain. Mereka memiliki kemuliaan Allah. Selain itu,
mereka juga diberikan posisi yang kudus dan hati yang kudus di hadapan Tuhan. Karakter
yang kudus belum dimiliki oleh mereka. Mereka harus menjalani kehidupan dan
pengujian untuk mendapatkan karakter yang kudus. Tuhan menempatkan mereka di
Taman Eden untuk menjalani kehidupan sekaligus menghadapi pengujian. Pengujian
yang disediakan oleh Tuhan adalah melalui perintahNya kepada Adam dan Hawa
untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Dengan
perintah yang diberikan ini, Tuhan memberikan pilihan kepada mereka. Mereka
dapat memilih untuk taat pada perintah Tuhan atau sebaliknya. Mereka diberikan
kebebasan untuk memilih. Inilah yang dinamakan dengan kehendak bebas (free will) yang diberikan Tuhan.
Kehendak bebas
ini bertentangan dengan pengajaran John Calvin. Dengan doktrin predestinasinya, John Calvin mengajarkan
bahwa Tuhan telah menetapkan sebagian orang masuk sorga sejak dari kekekalan
yang berarti juga sebagian orang telah ditetapkan untuk masuk ke neraka. Bahkan
dia mengajarkan bahwa dosa itu juga adalah penetapan Tuhan. Jadi di dalam
Calvinisme sesungguhnya tidak ada yang namanya free will. Kalaupun ada orang-orang Kalvinis yang mengaku bahwa
mereka percaya adanya free will,
pengertian mereka akan hal ini agak aneh. Doktrin utama yang mereka pegang yakni
Allah telah menetapkan segala sesuatu sejak kekekalan (Predestination) menjadi penghalang untuk adanya kehendak bebas
manusia. Bagaimana mungkin manusia masih memiliki kehendak bebas jikalau segala
sesuatu telah ditetapkan terlebih dahulu?
Calvinisme salah dalam hal ini dan tidak sesuai dengan Alkitab.
Di Taman Eden,
Adam dan Hawa diperhadapkan pada pilihan untuk taat pada perintah Tuhan dengan
tidak memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat atau melanggar
perintah Tuhan yakni dengan memakan buah pohon itu. Kejadian pasal 3 mencatat
apa yang terjadi setelah Tuhan memberikan perintah itu. Hawa dengan kehendak
bebas yang dimilikinya memilih untuk tidak taat dan melanggar perintah Tuhan.
Setelah itupun dia mengajak Adam untuk turut memakan buah pohon itu. Inilah
kejatuhan manusia yang pertama di dalam dosa.Kejatuhan
manusia di dalam dosa sesungguhnya dikarenakan mereka memiliki kehendak bebas
yang diberikan oleh Tuhan. Tetapi apakah Tuhan salah dalam memberi kehendak
bebas pada manusia? Tentunya tidak. Manusia tentunya tidak ingin diciptakan
seperti robot yang sudah diatur program-programnya. Selain itu, Tuhan juga
tidak menginginkan penyembahan dari robot-robot tetapi dari manusia yang
mempunyai kehendak bebas. Tuhan menginginkan penyembahan yang tulus dan tidak
dipaksakan. Hal-hal itu dapat terjadi jika manusia memiliki kehendak bebas. Inilah
resiko dari kehendak bebas dan tentunya Tuhan mengetahui hal itu. Manusia dapat
memilih untuk menaati dan menyembah Dia atau melanggar dan melawan perintahNya.
Selain untuk
mendapatkan penyembahan yang tulus, Tuhan juga memberikan kehendak bebas kepada
manusia dengan tujuan membentuk karakter yang kudus bagi Adam dan Hawa. Sebagai
manusia ciptaan Tuhan, mereka pada mulanya memiliki status kudus dengan posisi
dan hati nurani yang kudus. Tetapi dengan adanya kehendak bebas, mereka
disediakan jalan oleh Tuhan untuk memiliki karakter kudus yakni menjalani
kehidupan dengan sikap menaati perintah Tuhan.
B.
AKIBAT
DOSA
Kejatuhan Adam
dan Hawa ke dalam dosa membawa akibat-akibat yang sangat buruk. Dalam bukunya
yang berjudul “Doktrin Keselamatan Alkitabiah”, Suhento Liauw mendaftarkan
akibat-akibat yang terjadi karena kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Akibat
dosa terhadap manusia, yang pertama ialah menyebabkan manusia menempati posisi
orang berdosa di hadapan Allah. Semua manusia yang lahir kemudian menempati
posisi orang berdosa di hadapan Allah dan juga mewarisi sifat (nature) dosa.
Kedua, kejatuhan manusia menjadikan manusia seteru Allah (Roma 5 : 10). Tindakan
Hawa membuktikan dia berada di pihak Setan. Setelah itu keturunan manusia
selanjutnya adalah keturunan pembangkang dan seteru Allah. Ketiga, kejatuhan
manusia telah menyebabkan kematian (Ibr. 9 : 27). Karena dosa terjadilah
pertumpahan darah. Tuhan membunuh dua ekor binatang untuk menutupi
ketelanjangan manusia (menggantikan manusia). Walaupun demikian suatu saat
nanti manusia itu akan mengalami juga kematian jasmani. Selanjutnya, pengajaran
tentang penumpahan darah hewan yang menggantikan manusia sebagai ibadah
simbolik diperintahkan Tuhan untuk dilaksanakan manusia sambil mengingat janji
Allah untuk mengirim Juruselamat yang nantinya akan menggenapi ibadah simbolik
itu. Keempat, kejatuhan manusia telah mengakibatkan manusia kehilangan
kemuliaan Allah (Roma 3 : 23). Kemuliaan Allah yang ada pada manusia menjadi
hilang karena dosa. Tetapi firman Tuhan juga menyatakan bahwa manusia akan
menerima kembali kemuliaan Allah (Roma 5 : 2). Hal ini terjadi kepada anak-anak
Allah yakni orang-orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai
Juruselamat. Sedangkan akibat dosa terhadap alam semesta ialah menimbulkan kutuk
atas bumi. Keadaan bumi yang terkutuk pada waktu itu menjadi berubah setelah
Tuhan memberkati bumi ketika mencium bau persembahan dari Nuh (Kej. 8 : 21-22).
Walaupun demikian manusia masih harus berusaha agar bumi mendatangkan hasil.
Selain itu, dampak dosa juga terasa kepada seluruh penghuni bumi. Dalam Roma
pasal 8, Paulus memberitahukan bahwa binatang juga ikut menderita karena dosa
manusia. Binatang-binatang pun menantikan penyataan anak-anak Allah yaitu
ketika orang-orang percaya bersama dengan Tuhan Yesus turun dari Sorga bersama
malaikat-malaikatNya. Pada waktu itu kedamaian akan tercipta di antara seluruh
penghuni bumi termasuk binatang-binatang (Yes. 65 : 25).[1]
C.
USAHA
MANUSIA VS CARA ALLAH
Setelah
kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, manusia berusaha mencari cara untuk
menyelesaikan masalah dosa. Manusia mulai membentuk agama-agama dengan tujuan
untuk mengatur kehidupan dan menyelesaikan dosa sehingga manusia dapat masuk ke
sorga. Berbagai cara di dalam agama seperti amal, ibadah, dan perbuatan baik, diajarkan
dengan tujuan untuk mengatasi masalah dosa. Inti pengajaran dari agama-agama
itu adalah usaha manusia untuk menyelesaikan dosa. Tetapi cara ini berlawanan
dengan cara Allah.
Ada sifat-sifat
Allah yang berhubungan dengan caraNya menyelesaikan dosa. Pertama adalah sifat
kekudusanNya. Allah yang Mahakudus tidak mungkin didekati oleh manusia yang
berdosa walaupun dosanya sangat kecil. Manusia dengan segala usahanya tidak
mungkin dapat mendekati Allah karena manusia telah berdosa dan tidak kudus
lagi. Kedua, mengenai sifat keadilanNya. Allah yang Mahaadil akan memberikan
penghukuman bagi manusia yang melanggar perintahNya. Dalam kasus Adam dan Hawa,
Tuhan tidak langsung menghukum dengan mengambil nyawa mereka. Tuhan menjatuhkan
penghukuman kepada binatang (domba) untuk menggantikan manusia menerima
hukuman. Domba yang tidak bersalah dijadikan korban demi menggantikan manusia.
Ketiga, mengenai sifat dari kasih Allah. Sebagai Allah yang Mahakasih, Dia
tetap mengasihi manusia walaupun telah melanggar perintahNya dan jatuh ke dalam
dosa. Segera setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Allah menjanjikan Juruselamat yang akan datang
untuk menebus dosa-dosa manusia dan menjadikan posisi manusia kembali kudus di
hadapan Allah. Sementara manusia menunggu penggenapan janji itu, manusia
diperintahkan untuk melaksanakan ibadah simbolik yakni membunuh domba dan mempersembahkannya
di atas mezbah sebagai ganti mereka yang berdosa. Jadi di dalam ibadah
simbolik, terjadi penumpahan darah domba sebagai korban untuk menggantikan
manusia. Setelah genap waktunya, janji Allah tergenapi dengan datangnya Yesus
Kristus ke dunia. Dia mati di atas kayu salib seperti domba korban di PL untuk
menebus dan menggantikan manusia yang berdosa. Bagi mereka yang bertobat dan
percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat, merekalah yang diselamatkan
dan sekaligus kembali diberikan posisi yang kudus di hadapan Allah. Allah memandang
mereka sebagai orang-orang kudus melalui penebusan Yesus Kristus. Untuk
orang-orang percaya di Perjanjian Lama, mereka yang diselamatkan adalah mereka
yang percaya kepada janji Allah untuk mengirim Juruselamat. Keyakinan mereka
ini ditunjukkan dengan tetap melakukan ibadah simbolik
KELAHIRAN
KEMBALI/LAHIR BARU
Di
dalam Alkitab, seseorang yang telah bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus
disebut sebagai ciptaan baru. Paulus menuliskan bahwa : “Jadi siapa yang ada di
dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya
yang baru sudah datang.” (2 Kor. 5 : 17). Sebutan ciptaan baru ini adalah
keadaan orang yang telah mengalami kelahiran kembali. Istilah lain yang dipakai
di dalam Alkitab untuk hal ini ialah kelahiran secara rohaniah (yang membedakan
dengan kelahiran secara jasmani), lahir dari atas, dan lahir dari Allah.
A.
ANUGERAH
DAN IMAN
Perubahan yang
dialami oleh seorang Kristen adalah keajaiban dari kuasa Allah untuk
menyelamatkan. Manusia diberikan anugerah keselamatan. Keselamatan bukanlah
usaha manusia seperti diajarkan oleh agama-agama di dunia. Keselamatan di dalam
kekristenan datang melalui anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Anugerah yang
sesungguhnya tidak layak untuk manusia terima karena dosa. Anugerah ini adalah
murni pemberian Allah didasarkan atas kasihNya kepada manusia. Anugerah ini
diterima manusia dengan iman. Iman adalah sikap hati untuk “menerima”
keselamatan, bukan untuk “mendapat” keselamatan. Jadi di dalam kekristenan,
iman jelas-jelas bukanlah sebuah usaha untuk mendapat keselamatan. Keselamatan
diibaratkan seperti dua mata koin. Di satu sisi kita melihat keselamatan
sebagai kedaulatan Allah dan di sisi yang satu sebagai tanggung-jawab manusia.
Hal ini sesuai dengan pernyataan firman Tuhan di dalam Efesus 2 : 8, yang
berbunyi : “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman.....”. Tuhan
memberi anugerah keselamatan dan manusia menerimanya dengan iman. Iman inilah
yang menjadi syarat seseorang untuk diselamatkan. Di dalam iman ini yang termasuk
satu paket adalah bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus. Mereka yang bertobat
dan percaya inilah yang mengalami kelahiran kembali secara rohaniah.
B.
TANDA-TANDA
KELAHIRAN KEMBALI
- Kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah
Dalam
Yohanes 1 : 12-13, firman Tuhan menuliskan :
“Tetapi semua
orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu
mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari
darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang
laki-laki, melainkan dari Allah.”
Yohanes menggunakan kata
kuasa dengan kata Yunani “exousia" yang berarti otoritas/kewenangan dan bukan dengan kata
“dunamis” yang berarti kekuatan/mujizat. Orang-orang yang
mengalami kelahiran kembali diberikan Tuhan kuasa/otoritas untuk dapat hidup
sebagai anak-anakNya. Mereka diberikan kesanggupan untuk menjalani kehidupan
sebagai seorang Kristen.
- Melihat Kerajaan
Allah
Di
Yohanes 3 : 3, Yesus berkata kepada Nikodemus, seorang guru Yahudi yang
terkemuka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah”. Di dalam pernyataan Tuhan
Yesus ini terdapat makna ‘jika seseorang dilahirkan kembali, dia akan melihat
Kerajaan Allah’. Kerajaan Allah berhubungan dengan lingkup
kekuasaan/pemerintahan Allah secara rohani. Kerajaan Allah tidak dapat dilihat
oleh manusia duniawi. Pandangan manusia duniawi terfokus kepada hal-hal
material yang bersifat sementara, tetapi pandangan orang yang telah lahir baru
adalah pada hal-hal yang kekal.
- Dikendalikan oleh
Roh
Dalam
Yohanes 3 : 8, firman Tuhan menuliskan :
“Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar
bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi.
Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”
Dalam
bagian ini, Tuhan Yesus menerangkan bahwa seseorang yang telah dilahirkan
kembali, hidup di bawah pimpinan dan petunjuk dari Roh Kudus yang telah menjadi
bagiannya. Roh Kudus “mengendalikan” kehidupannya dan memakainya untuk
kemuliaan Allah. Hal ini tidak akan dipahami oleh manusia-manusia duniawi yang
hidupnya dipimpin oleh dirinya sendiri.
- Berbuat kebenaran
Rasul
Yohanes menuliskan bahwa, “Jikalau kamu tahu bahwa Ia adalah benar, kamu harus
tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir daripadaNya.” (1
Yoh. 2 : 29). Allah adalah benar dan setiap orang yang lahir daripadaNya (lahir
baru) mencirikan sifatNya yaitu kebenaran. Seseorang yang telah lahir baru akan
berusaha untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
- Tidak berbuat dosa
lagi
Tanda
yang kelima terlihat di dalam 1 Yohanes 3 : 9 yang mengatakan : “Setiap orang
yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di
dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah”. Setiap
orang yang telah lahir baru bukan sama sekali bebas dari dosa. Mereka masih
dapat jatuh ke dalam dosa. Tetapi di dalam hidup mereka telah ada sebuah benih
ilahi yang akan membawa mereka kepada pengudusan jika benih itu bertumbuh
dengan baik. Mereka telah mengerti kebenaran dan berusaha untuk hidup benar.
Kehidupan seperti ini dijalani dengan rasa takut untuk melakukan dosa. Jadi,
seseorang yang telah lahir baru tidak dapat berbuat dosa lagi atau dengan kata
lain tidak melakukan dosa secara sengaja atau terus-menerus.
- Si jahat tidak
dapat menjamahnya
Seseorang
yang telah mengalami kelahiran kembali memiliki perlindungan dari Tuhan. 1
Yohanes 5 : 18 berkata, “Kita tahu bahwa setiap orang yang telah lahir dari Allah,
tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si
jahat tidak dapat menjamahnya”. Dia (Yesus) yang lahir dari Allah (sebagai Anak
Allah) melindungi mereka yang lahir dari Allah (anak-anak Allah). Orang-orang
yang telah mengalami kelahiran kembali memerlukan perlindungan dari Tuhan sebab
mereka adalah salah satu target utama untuk diserang oleh Iblis. Dan dari ayat
ini Tuhan menunjukkan bahwa setiap orang yang lahir daripadaNya tidak dapat
dijamah Iblis sebab Dia melindunginya.
- Kasih
1
Yohanes 4 : 7 menuliskan, “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling
mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi,
lahir dari Allah dan mengenal Allah”. Tanda berikutnya yang akan terlihat di
dalam kehidupan seseorang yang telah lahir baru adalah kasih. Dia akan mematuhi
perintah Tuhan untuk mengasihi Tuhan dan manusia (Mat 22 : 37-39). Kasih yang
ditunjukkan adalah kasih yang murni dan tulus yang berdasarkan kasih dari
Allah.
ORANG KRISTEN JATUH KE DALAM DOSA
A.
DOSA
PERBUATAN/TINDAKAN
Sejak seseorang
bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, dia mendapat posisi dan hati yang
kudus. Dia telah mengalami kelahiran kembali. Tetapi dalam kehidupannya setelah
itu, dia harus berusaha agar karakternya pun menjadi kudus. Pembentukan
karakter menjadi kudus dijalani dengan kehidupan yang mentaati firman Tuhan.
Dalam proses pembentukan inilah manusia dapat jatuh kedalam dosa karena masih
hidup dengan tubuh fana yang masih memiliki sifat kedagingan. Dalam menjalani
kehidupannya, orang percaya akan dihadapkan kepada dua pilihan yakni mengikuti
keinginan Roh atau mengikuti keinginannya yang lama yaitu keinginan daging.
Ketika dia lebih mengikuti keinginan daging, maka jatuhlah dia ke dalam dosa.
Setelah melakukan dosa, dia akan diberikan kesadaran oleh Tuhan bahwa
perbuatannya adalah berdosa. Tindakan yang harus diambil oleh orang itu adalah
menyesal dan meminta ampun kepada Tuhan yang telah mati untuk menebus
dosa-dosanya. Dia harus kembali menyadari bahwa sekarang ini dia hidup untuk
menggantikan Yesus hidup di dunia ini. Hal yang penting juga dari dosa
perbuatan ini adalah jika dosa perbuatan dibiarkan terus-menerus dan tanpa
penyelesaian maka akan membawa seseorang kepada dosa doktrinal.
B.
DOSA
DOKTRINAL
Menurut Suhento Liauw,
ada tiga jenis dosa yang tidak dapat diampuni. Yang pertama adalah dosa
malaikat-malaikat (yang memberontak). Mereka melakukan dosa di tempat yang
sempurna (sorga) dan dengan keadaan mereka yang sempurna. Penebusan Tuhan tidak
berlaku bagi mereka. Yang kedua adalah dosa menghujat Roh Kudus. Dosa ini
dilakukan oleh orang-orang khusus yakni mereka yang hidup pada masa Yesus.
Mereka berhadapan langsung dengan Mesias tetapi menolak dan bahkan
menghujatNya. Tuhan masih memberikan mereka kesempatan sampai kepada saat
pencurahan Roh Kudus. Jika mereka tetap menolak dan tidak bisa diyakinkan lagi
oleh Roh Kudus, maka mereka tetap di dalam dosa mereka dan tidak mendapatkan
pengampunan lagi. Yang ketiga adalah dosa orang-orang yang menyalibkan Kristus
kedua kali yaitu orang-orang yang murtad/meninggalkan imannya.[2]
Selain dosa
perbuatan, dosa yang dapat diperbuat oleh seorang yang telah lahir baru adalah
dosa secara doktrinal. Dosa ini terjadi ketika seseorang meninggalkan imannya.
Dia tidak berusaha untuk tetap di dalam kasih karunia Tuhan. Mereka yang
meninggalkan imannya ini disebut orang-orang yang menyalibkan Kristus kedua
kali (Ibrani 6 : 6). Bagi mereka tidak ada pengampunan lagi karena penyaliban
Kristus tidak boleh dilakukan dua kali. PenyalibanNya dilakukan hanya satu kali
dan itu adalah penebusan yang sempurna. Itu sudah cukup untuk menebus dosa-dosa
manusia.
KESIMPULAN
Dosa
adalah masalah yang serius dan paling besar bagi manusia. Manusia tidak dapat
menyelesaikan dosa dengan caranya sendiri. Dosa hanya dapat diselesaikan dengan
caranya Tuhan yakni manusia harus bertobat dan percaya kepada Anak Domba Allah
(Yesus) yang mati untuk semua manusia. Mereka yang mengikuti caranya Tuhan,
merekalah yang diselamatkan dan mengalami kelahiran kembali.
Setelah
mengalami kelahiran kembali, manusia masih dapat jatuh ke dalam dosa. Selama
manusia itu masih hidup, konsekuensi untuk jatuh ke dalam dosa. Dosa yang
sangat mengerikan dan harus dihindari oleh orang Kristen lahir baru ialah dosa
meninggalkan imannya. Bagi mereka yang melakukan hal ini, keselamatan tidak
lagi menjadi milik mereka sebab mereka sendiri yang meninggalkan iman
(keselamatan) itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar