Sabtu, 11 Januari 2014

Kesalahan Doktrin OSAS

PENDAHULUAN
Doktrin Once Saved Always Saved (OSAS) adalah sebuah pengajaran yang menekankan bahwa keselamatan seseorang yang percaya kepada Tuhan tidak dapat hilang. Paham ini melihat bahwa sekali seseorang percaya, maka apapun yang terjadi dia akan tetap selamat. Inti dari pengajaran OSAS ada beberapa poin diantaranya :
  1. Dari 1 Yoh. 5 : 13 kita bisa mengetahui bahwa kita akan mendapatkan hidup yang kekal.
  2. Keselamatan tidak dapat hilang.
  3. Orang Kristen yang sejati telah diampuni semua dosanya baik yang lampau, sekarang, maupun yang akan datang.
  4. Paulus menyatakan kepada umat Kristen di Roma bahwa mereka telah diselamatkan.
  5. Yesus telah melakukan segalanya yang perlu bagi keselamatan kita. Apapun yang kita lakukan tidak akan mempengaruhinya.[1]

Paham OSAS ini melihat bahwa Allah itu Mahakuasa sesuai dengan apa yang dikatakan Alkitab, dan Allah itu juga yang akan memelihara setiap orang yang telah diselamatkan itu sampai pada kesudahannya. Kelihatannya pandangan ini benar dan sesuai dengan Alkitab. Tetapi jika dilihat dan dicermati secara mendalam dan dibandingkan dengan ayat-ayat Alkitab, akan ditemukan perbedaan-perbedaan yang besar antara firman Tuhan dengan pengajaran OSAS.
Tulisan ini bermaksud untuk membandingkan pengajaran OSAS dengan Alkitab. Alkitab adalah alat ukur untuk setiap doktrin yang diajarkan. Oleh karena itu doktrin OSAS ini dinilai dan dihakimi dengan Alkitab sebagai kebenaran yang absolut dan firman Tuhan satu-satunya. Jikalau pandangan OSAS sesuai dengan Alkitab, maka itu adalah kebenaran. Tetapi jika tidak sesuai dengan Alkitab, maka jelas-jelas doktrin ini adalah salah.
Di dalam tulisan ini penulis hanya membahas pandangan OSAS dan perbandingannya  dengan iman yang menyelamatkan di dalam Alkitab. Ada hal-hal lain lagi yang tidak sempat dibahas misalnya perbandingan paham OSAS dengan pengajaran Alkitab tentang Kitab Kehidupan. Jadi tulisan ini hanya membahas kesalahan pandangan OSAS ketika dibandingkan dengan doktrin keselamatan yang alkitabiah.

KESELAMATAN  DAN  IMAN
A.    Iman Sebagai Syarat Keselamatan
Di dalam Alkitab ada banyak sekali ayat yang mengajak dan menuntut manusia untuk bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus untuk mendapatkan keselamatan. Keselamatan adalah anugerah Allah. Akan tetapi untuk mendapatkan anugerah itu, manusia harus beriman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Efesus 2 : 8 -9 mencatat, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri”. Di dalam ayat ini terkandung dua komponen. Yang pertama, Allah memberikan kasih karunia kepada manusia yaitu suatu jalan keselamatan melalui pengorbanan AnakNya, Yesus Kristus. Yang kedua adalah respon manusia atas kasih karunia dari Tuhan itu. Inilah yang disebut dengan iman. Iman bukanlah usaha untuk mendapatkan keselamatan tetapi sikap hati dalam menerima kasih karunia Allah itu.
Orang-orang yang menganut pandangan OSAS  tidak menyetujui pandangan yang alkitabiah ini. Mereka menganggap bahwa keselamatan semata-mata adalah kasih karunia Allah dan bagi yang menambahkan atau menekankan hal lain termasuk iman berarti keselamatan termasuk perbuatan/usaha manusia. Padahal di dalam Alkitab begitu jelas firman Tuhan menekankan tentang tanggung jawab manusia yaitu percaya agar diselamatkan. Salah satunya di dalam Kisah Para Rasul 16 : 31. Firman Tuhan mencatat, “Jawab mereka : Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Jadi keselamatan itu melibatkan dua pihak, yakni Allah yang memberikan kasih karunia dan manusia yang menerima kasih karunia itu.
Jikalau hanya melihat dari sudut pandang Allah, maka keselamatan telah ditetapkan Tuhan. Siapa yang masuk ke sorga atau tidak (ke neraka) sudah diatur oleh Tuhan. Pandangan ini akan memojokkan Allah dan akan terlihat bahwa Allah tidak adil bahkan sangat jahat. Sedangkan jika hanya dilihat dari sudut pandang manusia, maka keselamatan adalah usaha manusia. Penganut paham OSAS hanya mengikuti pandangan yang pertama. Mereka hanya melihat kedaulatan Allah tetapi mengabaikan tanggung-jawab manusia dalam keselamatan. Jadi paham OSAS hanya melihat secara setengah-setengah. Mereka tidak melihat Alkitab secara keseluruhan yang membicarakan kasih karunia Allah dan iman manusia di dalam keselamatan.

B.     Tetap Di Dalam Iman
Setelah seseorang mendapat keselamatan dengan bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, dia tidak langsung diangkat ke sorga. Dia masih akan menjalani kehidupan di dunia ini. Dilihat dari sisi Allah, maka Allah akan memelihara orang itu di dalam keselamatannya. Tapi jika dilihat dari sisi manusia, maka orang itu punya tanggung-jawab untuk tetap beriman. Iman sebagai syarat dari Tuhan untuk keselamatan, juga adalah syarat untuk seseorang tetap di dalam keselamatan. Rasul Paulus menulis,
“sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.” (Kol. 1:22-23).
Rasul Paulus menasihatkan agar jemaat Kolose tetap bertekun di dalam iman. Mereka harus tetap memegang teguh pengharapan di dalam iman yang telah mereka miliki dan jangan bergeser daripadanya. Jadi iman yang didapatkan harus terus dipelihara oleh orang-orang yang percaya. Yudas pun menuliskan hal yang sama tentang mempertahankan iman :
ITB : “Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.”
KJV : “Beloved, when I gave all diligence to write unto you of the common salvation, it was needful for me to write unto you, and exhort you that ye should earnestly contend for the faith which was once delivered unto the saints.”
GNT-TR : “αγαπητοι πασαν σπουδην ποιουμενος γραφειν υμιν περι της κοινης σωτηριας αναγκην εσχον γραψαι υμιν παρακαλων επαγωνιζεσθαι τη απαξ παραδοθειση τοις αγιοις πιστει.” (Yud. 3).

Dalam Yudas 3 ini, Lembaga Alkitab Indonesia tidak menerjemahkan kata “ἅπαξ” (KJV : once) ke dalam bahasa indonesia. Padahal kata ini memiliki makna yang sangat penting. Kata ini memberitahukan bahwa iman itu sekali didapatkan. Iman itu didapatkan melalui penerimaan terhadap firman Tuhan yang telah disampaikan yakni mengenai berita Injil tentang Yesus Kristus. Jadi iman itu harus tidak mengalami perubahan baik dalam penyampaiannya maupun pengakuannya. Imannya tetap sama yakni kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat bagi manusia.
Paham OSAS memandang pemeliharaan dari sudut pandang Allah. Mereka mengatakan bahwa orang yang telah diselamatkan pasti akan terus dijaga dan dipelihara oleh Tuhan sampai pada akhirnya. Memang benar bahwa Tuhan akan terus menjaga orang itu di dalam keselamatannya. Tetapi ada begitu banyak ayat Alkitab yang menyatakan bahwa orang yang percaya harus bertekun di dalam iman. Setelah seseorang menerima keselamatan dengan iman, dia harus tetap di dalam iman itu sampai kepada akhirnya. Jadi untuk tetap di dalam iman (keselamatan), ada dua hal yang penting lagi, yakni dari pihak Allah yang memelihara dan manusia yang tetap bertekun di dalam imannya. Paham OSAS hanya melihat dari sudut pandang Allah dan mengabaikan tanggung-jawab manusia seperti yang diajarkan firman Tuhan.
Pengerjaan keselamatan (iman) dilakukan dengan takut dan gentar (Fil. 2 : 12). Hal ini jauh dari bahasa keyakinan akan keselamatan yang terjadi satu kali seumur hidup oleh pandangan OSAS. Mereka menganggap mereka sebagai orang yang telah diselamatkan dan tidak perlu gentar dan takut lagi di dalam keselamatan.

C.    Kehendak Bebas Manusia
Di dalam hal keselamatan ada juga hal yang sangat penting yakni kehendak bebas manusia. Pada waktu manusia pertama kali diciptakan oleh Tuhan di Taman Eden, mereka diberikan kehendak bebas oleh Tuhan. Mereka diperhadapkan pada pilihan untuk menaati atau melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Tuhan memberikan mereka kehendak bebas tentu adamaksudnya. Pertama, Tuhan tidak menginginkan kepatuhan dan penyembahan oleh robot-robot. Jadi Dia menciptakan manusia yang berakal budi dan berkehendak bebas, sehingga dapat memilih apakah mau menaatiNya atau sebaliknya. Jikalau penyembahan dan ketaatan mereka tunjukkan kepada Allah, itulah yang menyenangkan hatinya karena semua itu datang dari manusia yang berakal budi dan bukan dari robot. Selain itu, dengan adanya  kehendak bebas manusia, Tuhan menyediakan jalan bagi manusia untuk karakter mereka bertumbuh dan menjadi menjadi kudus yakni jika mereka terus-menerus memilih untuk taat pada perintah Allah.
Setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa pun mereka masih memiliki kehendak bebas. Mereka tidak menjadi hancur total seperti pengajaran Calvinisme (Total Depravity). Mereka masih dapat memberikan respon kepada Tuhan. Dengan jalan keselamatan yakni melalui Yesus Kristus, manusia diharapkan memberi respon terhadapNya. Manusia memiliki kehendak bebas untuk menerima keselamatan itu dengan iman atau menolaknya. Setelah seseorang beriman dan diselamatkan pun dia masih memiliki kehendak bebas. Jikalau hal ini gagal dipahami, akan sangat sulit untuk menerima bahwa manusia dapat tidak menaati Tuhan dan mengeluarkan dirinya sendiri dari keselamatan yakni dengan cara meninggalkan imannya. Rasul Paulus menuliskan lagi di dalam Ibrani 10 : 38, “Tetapi orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka aku tidak berkenan kepadanya. Demikian juga di dalam 1 Korintus 15 : 2, “Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.” Bagian-bagian firman Tuhan ini menunjukkan adanya kehendak bebas pada manusia. Mereka yang telah mendapat keselamatan diperhadapkan pada pilihan apakah mau mengundurkan diri atau tetap berpegang teguh pada iman yang menyelamatkan itu.

D.    Dosa Yang Mendatangkan Maut
Tentang dosa yang mendatangkan maut, firman Tuhan menuliskan :
Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. (I Yoh. 5 : 16)

Firman Tuhan menuliskan bahwa ada dosa yang mendatangkan maut dan ada dosa yang tidak mendatangkan maut. Ini berlaku untuk orang yang percaya kepada Tuhan. Untuk menjelaskan hal ini, Alkitab harus dipandang sebagai satu kesatuan dan tidak terpisahkan. Hal ini dapat dimengerti dengan melihat bagian-bagian Alkitab lain yang berhubungan dengannya.
Dalam Ibrani 6 : 4-6 firman Tuhan menuliskan,
ITB : “Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.”
KJV : “For it is impossible for those who were once enlightened, and have tasted of the heavenly gift, and were made partakers of the Holy Ghost, And have tasted the good word of God, and the powers of the world to come, If they shall fall away, to renew them again unto repentance; seeing they crucify to themselves the Son of God afresh, and put him to an open shame.”
GNT-TR : “αδυνατον γαρ τους απαξ φωτισθεντας γευσαμενους τε της δωρεας της επουρανιου και μετοχους γενηθεντας πνευματος αγιου και καλον γευσαμενους θεου ρημα δυναμεις τε μελλοντος αιωνος και παραπεσοντας παλιν ανακαινιζειν εις μετανοιαν ανασταυρουντας εαυτοις τον υιον του θεου και παραδειγματιζοντας”

Dalam kutipan diatas dapat dilihat 5 point yang penting yaitu :
1. Mereka yang pernah diterangi hatinya. Kata 'yang pernah diterangi hatinya' (Inggris: entlightened ; Yunani: (φωτιζομαι - PHÔTIZÔMAI) muncul ditempat lain. Ibrani 10 : 32 mengatakan, “Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,”
2. Mereka yang mengecap karunia surgawi. Kata 'mengecap' bahasa Yunaninya γευομαι – GEUOMAI yang secara literal artinya 'mengalami' (Ibrani 2:9). Ada yang beranggapan bahwa 'mengecap' disini hanyalah mengecap sebagian (partial) tidak sepenuhnya. Tapi keberatan ini tidak berdasar. Dalam Ibrani 2:9 kita melihat bahwa Tuhan Yesus mengalami maut. Kita tidak akan mengatakan bahwa Yesus tidak sepenuhnya mati.
3. Pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus (partakers of the Holy Spirit, NASB). Bahasa Yunani yang dipakai untuk "Partakers" adalah μετοχος – METOKHOS yang muncul diayat lain (Ibrani 3 : 14). “Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula.” Seseorang yang mendapat bagian Roh Kudus pasti seorang Kristen. Menerima karunia Roh Kudus adalah cara yang biasa untuk menyatakan apa artinya menjadi seorang kristen. Kisah 2:38-39 dan Galatia 3:14 hanya sebagian dari banyak contoh.
4.Mengecap firman yang baik dari Allah. Mereka digambarkan sebagai orang yang pernah mengecap firman yang baik dari Allah. Ini berarti mereka telah merasakan/mengalami kebaikan dari apa yang Allah katakan (Bdgk. 1 Petrus 2:3).
5. Merasakan karunia-karunia yang akan datang. Bisa diartikan juga sebagai mukjizat (Ibrani 2:4), intinya adalah pekerjaan supernatural.[2]
Penulis Ibrani ini menunjuk kepada orang Kristen yang telah menerima keselamatan.  Tetapi dalam ayat 6 menyebutkan tentang perubahan yang terjadi pada orang-orang itu.  Mereka melakukan dosa “murtad” (Yunani : παραπεσοντας). Bahkan dikatakan bahwa mereka tidak mungkin dibaharui lagi karena mau menyalibkan Kristus kedua kali. Orang yang menyalibkan Kristus kedua kali berarti dia pernah menyalibkan Kristus satu kali. Orang-orang yang menyalibkan Kristus pertama kali ialah mereka yang mengaminkan bahwa Yesus mati dan tersalib untuk menebus dan menggantikan mereka. Ini menunjuk kepada orang yang telah bertobat dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dan jika suatu kali mereka murtad, maka ketika mereka mau kembali bertobat dan percaya kepada Tuhan disebut sebagai orang-orang yang mau menyalibkan Kristus kedua kali. Bagi mereka tidak ada lagi korban penebusan dosa dan pengampunan. Peringatan ini sangat keras dan bukan hanya mungkin tetapi pasti akan terjadi. Akan ada orang-orang yang seperti itu. Paulus menulis, “Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan”( I Tim. 4:1). Bagi orang-orang yang murtad (KJV : depart from the faith), mereka telah meninggalkan iman yang dahulu dan tentunya keselamatan tidak lagi dimiliki oleh mereka.  Hal ini tidak sesuai dengan pemahaman OSAS yakni memandang keselamatan sama sekali tidak dapat hilang. Memang sangat sulit untuk memahami mengapa seseorang mau meninggalkan imannya (keselamatan). Tetapi firman Tuhan dengan jelas-jelas mengatakan bahwa ada orang-orang yang demikian.
Jadi dosa murtad mengakibatkan seseorang tidak lagi memiliki keselamatan tetapi mendapat upah kematian di neraka (maut). Dari sini dapat dipahami tentang dosa yang mendatangkan maut dan dosa yang tidak mendatangkan maut. Dosa yang tidak mendatangkan maut adalah dosa perbuatan yang semuanya telah ditanggung oleh Yesus Kristus di kayu salib. Sedangkan dosa yang mendatangkan maut adalah dosa doktrinal yakni dosa meninggalkan iman yang benar. Bagi orang yang telah melakukan dosa perbuatan, selama dia tetap beriman kepada Tuhan, keselamatan masih menjadi 

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas sangat jelas terlihat kesalahan doktrin OSAS. Pandangan ini hanya melihat keselamatan dari satu sisi yakni dari sisi kedaulatan Allah dan tidak mampu melihat tanggung-jawab manusia di dalam keselamatan itu. Ayat-ayat yang digunakan oleh paham OSAS pun hanya setengah-setengah. Mereka tidak dapat melihat pengajaran Alkitab secara keseluruhan tentang keselamatan. Ada begitu banyak ayat-ayat yang tidak mampu dijelaskan secara konsisten dan utuh oleh orang-orang yang menganut pandangan OSAS mengenai keselamatan diantaranya Ibr. 3 : 6, 14; 6 : 4-6; 10 : 26; 10 : 38; 1 Kor. 10 : 11-12; 2 Kor. 11 : 3; 1 Kor. 15 : 2; 2 Pet. 2 : 20-22; dan Kol. 1 : 22-23.
Keselamatan menurut Alkitab adalah anugerah dari Tuhan dan manusia menerimanya dengan iman. Bagi yang menerimaNya merekalah yang beroleh keselamatan. Dan jika dalam perjalanan kehidupannya, melakukan kemurtadan atau meninggalkan imannya, maka keselamatan tidak lagi menjadi bagiannya.
Penulis : Meifel Kontra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar